Waru Laut (Hibiscus tiliaceus L.)

oleh Nuraini Rosyadah (195090100111006) - Biologi A

TUMBUHAN DIKOTIL: WARU LAUT

 

Nama ilmiah                          : Hibiscus tiliaceus Linn.

Nama lokal                            : Waru, Waru Laut, Waru Lengis, Wande, Baru (Jawa); Kioko, Siron, Buluh, Tobe, Beruk (Sumatera); Baru, Waru, Wau (Nusa Tenggara); Balebirang, Bahu (Maluku); Kasyanaf, Iwal, Wakati (Irian) (Akhun, 2009).

 

Deskripsi morfologi

Pohon waru atau Hibiscus tiliaceus L. merupakan tumbuhan berkayu keras yang memiliki warna daun hijau sepanjang tahun (perenial). Pohon ini tumbuh di sekitar pesisir dan dapat tumbuh hingga tingginya mencapai 10 m. Daunnya berwarna hijau, berbentuk seperti hati dengan panjang dan lebar mencapai 10-15 cm dengan permukaan kasar. Daun pohon waru merupakan daun tunggal dengan pertulangan menjari. Bagian bawah daun berambut abu-abu dan berwarna hijau. Bunga dari tumbuhan ini berukuran besar dengan warna mencolok. Sebagian besar memiliki warna kuning cerah dengan bagian tengah berwarna merah kecokelatan. Bagian bunga memiliki delapan sampai sebelas tajuk dengan panjang kelopak mencapai 2,5 cm. Kelopak bunga berbentuk lepas dan berukuran panjang 5-7 cm. Benang sari bunga berlekatan dengan kepala sari berwarna kuning sedangkan putiknya berwarna cokelat kehitaman. Pohon waru menghasilkan buah kapsular yang bentuknya bulat hingga oval dan berwarna kuning hingga kecokelatan. Ukuran buahnya mencapai 2-3 cm dan dikelilingi dengan calyx atau kelopak bunga. Bakal buahnya memiliki ruang sebanyak lima dan berwarna putih kekuningan. Biji buah nya berwarna cokelat muda berukuran kecil, berbentuk reniform dan permukaannya halus. Bagian-bagian tersebut sesuai dengan penjelasan pada Ling, dkk. (2009) dan AgroMedia (2008). Batang waru berkayu dan berbentuk bulat. Percabangannya simpodial dan batang berwarna cokelat tua. Kulit kayu dari batang pohon ini berserat. Sistem perakarannya berupa akar tunggang dan warna putih kekuningan (AgroMedia, 2008).



Gambar 1. Spesies Waru Laut (Hibiscus tiliaceus L.) A) tumbuh di pesisir pantai, B) daun, C) bunga, D) buah, dan E) biji.


Habitat & Distribusi

Tumbuhan waru dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis, terutama di pantai yang tidak berawa atau dekat pesisir. Tumbuhan ini juga tumbuh liar di hutan dan ladang, terkadang juga dapat tumbuh dengan baik sebagai pohon pelindung di tepi jalan (Febriyani & Nugroho, 2019). Hibiscus tiliaceus L. ditemukan di Asia, Amerika, Afrika, Austalia dan kepulauan Pasifik (Elevitch, 2006).


Kegunaan/peranan

Beberapa bagian dari pohon waru sering digunakan sebagai bahan obat-obatan khususnya obat tradisional atau herbal. Bagian daun memiliki manfaat sebagai antiradang, antitoksik, peluruh dahak dan kencing, penyakit pernapasan, demam, radang usus, penyubur rambut dan sebagainya. Sedangkan bagian akarnya digunakan sebagai penurun panas dan peluruh haid. Selain itu, bagian bunga juga dapat dimanfaatkan sebagai obat untuk mengatasi radang mata. Manfaat yang begitu banyak tersebut disebabkan oleh senyawa yang terkandung pada daun seperti saponin, flavonoid, dan polifenol. Sedangkan akar mengandung senyawa saponin, flavonoid, dan tannin (Akhun, 2009). Selain itu, serat dari kayu pohon ini juga dapat dimanfaatkan sebagai tali (AgroMedia, 2008).

 

Klasifikasi (Heyne, 1987)

Kingdom         : Plantae

Divisi               : Magnoliophyta

Kelas               : Magnoliopsida

Ordo               : Malvales

Famili              : Malvaceae

Genus             : Hibiscus

Spesies            : Hibiscus tiliaceus Linn

 

Referensi

AgroMedia, Redaksi. 2008. BUKU PINTAR TANAMAN OBAT: 431 jenis tanaman penggempur aneka penyakit. AgroMedia Pustaka. Jakarta.

Akhun, Nafan. 2009. Tanaman obat Indonesia. Nafan Akhun.

Elevitch, Craig R. 2006. Traditional trees of pacific islands: their culture, environment, and use. Permanent Agriculture Resources. Holualoa, Hawaii.

Febriyani, P. & Nugroho, R. P., 2019. Daya Bersih Ekstrak Daun Waru (Hibiscus tiliaceus L.) dengan Variasi Lama Waktu Refluks. Akademi Farmasi Putera Indonesia, Malang. Disertasi.

Heyne, K. 1987. Tumbuhan berguna Indonesia jilid III, cetakan ke-1. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Jakarta.

Ling, K. H., Chua T. K., & Tan C. H. 2009. A guide to medicinal plants: An illustrated, scientific, and medicinal approach. World Scientific. Singapore.

Selin, Helaine. 2008. Ecncyclopedia of the history of science, technology, and medicine, in Non-Western cultures. Springer Science+Business Media. New York.


Comments

Popular Posts